BALEG TERIMA DELEGASI PEJABAT SENIOR AUSTRALIA
Badan Legislasi (Baleg) DPR RI menerima kunjungan delegasi pejabat senior pemerintah Australia yang tergabung dalam program Leading Australia’s Future in Asia Pacific (LAFIA) 2011. Tujuan kunjungan tersebut adalah untuk mendapatkan penjelasan tentang proses pembuatan undang-undang dan tantangannya.
Delegasi LAFIA diterima langsung Ketua Baleg Ignatius Mulyono, Wakil Ketua Baleg Achmad Dimyati Natakusuma dan Anggota Baleg dari F-PD Harry Wicaksana di ruang rapat Baleg, Gedung DPR, Jakarta, Selasa (7/6)
Dalam sambutannya Mulyono mengharapkan, kunjungan delegasi Australia tersebut dapat meningkatkan hubungan dan kerjasama antara kedua negara, khususnya dalam memahami secara komprehensif tentang Indonesia dari sisi politis, ekonomi, strategis, dan sosial budaya.
“Melalui kunjungan dan diskusi pada hari ini diharapkan dapat memberikan pemahaman mengenai proses pembuatan undang-undang di Indonesia dan tantangannya. Disamping itu kita dapat melakukan tukar menukar pandangan dan pengalamamn sehingga dapat lebih meningkatkan hubungan kedua negara yang selama ini sudah berjalan dengan baik,” papar Mulyono.
Sedangkan Bob Cotton sebagai pimpinan delegasi menyatakan bahwa ada kepentingan yang besar dari negara Asutralia terhadap Indonesia. Negara Australia sangat respect terhadap pemerintah dan parlemen Indonesia terutama setelah mengalami masa-masa sulit karena krisis keuangan yang lalu. Australia merasa kagum terhadap apa yang telah dilakukan pemerintah Indonesia.
“Australia kagum terhadap perubahan yang sangat drastis dalam pembangunan demokrasi di Indonesia terutama dalam penguatan dewan dan berkembangnya lembaga-lembaga demokrasi di Indonesia, sehingga ini akan menjadi bahan issue kerjasama yang patut ditingkatkan,” terang Bob.
Dijelaskan Bob bahwa LAFIA merupakan program pelatihan kepemimpinan strategis yang diselenggarakan Australia Public Service Commission (APSC) bekerja sama dengan Australia National University (ANU) dan Kedutaan Besar Australia di Jakarta, di Indonesia seperti Lemhanas.
Tujuan program LAFIA adalah untuk mengenal dan mendapatkan pemahaman yang mendalam dan komprehensif tentang negara-negara tetangga Australia yang mencakup dimensi politik, ekonomi, strategi dan social budaya.
Sedangkan peserta program LAFIA terdiri atas asisten senior atau wakil menteri dari berbagai departemen di jajaran pemerintah federal Australia. Program ini dimulai sekitar tahun 1980an dibawah perdana menteri Paul Keating yang memang sangat antusias membawa Australia dekat dengan negara-negara Asia. Program LAFIA tahun 2011 ini adalah merupakan program ke VI, dan negara yang dikunjungi selain Indonesia adalah India.
“Pemerintah Australia sekarang tetap melanjutkan program LAFIA tersebut, agar pemimpin Australia di masa yang akan datang juga mempunyai pemahaman yang mendalam terhadap negara-negara Asia yang berada di sekitar Australia,” imbuh mantan diplomat senior ini.
Banyak hal yang ditanyakan delegasi mengenai proses pembuatan undang-undang di Indonesia, antara lain bagaimana jika pemerintah menyampaikan suatu Rancangan Undang-undang yang sangat penting untuk dibahas segera di luar prolegnas, apakah masyarakat umum diberikan ruang atau kesempatan untuk memberikan masukan terhadap suatu undang-undang, jika staf ahli di bidang perundang-undangan diperkuat apakah dapat mempercepat suatu pembahasan undang-undang sedangkan keputusan sangat ditentukan oleh fraksi-fraksi yang ada di DPR. (sc)